Tampilkan postingan dengan label pendidikan di indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan di indonesia. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 Juli 2013

Dilema pendidikan kita





Tepatkah menyekolahkan anak sedini mungkin.!!!!
Tahun ajaran baru sebentar lagi dimulai. Para orang tua mulai mempersiapkan dan memilih tempat menyekolahkan anaknya.Dan memutuskan untuk menyekolahkan anak pada usia yang masih sangat dini saat ini telah menjadi trend di kalangan masyarakat. Dengan alasan ingin sedari dini memberikan berbagai ilmu dan kepandaian kepada sang anak, orang tua rela merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya sekolah yang tidak bisa dibilang murah. Bahkan tidak jarang ada bayi usia dibawah satu tahun yang disekolahkan dengan standar internasional. Bila dilihat dari sudut pandang psikologis anak, memasukkan mereka ke dalam sekolah pada usia yang sangat dini dipandang belum begitu perlu. Karena pada usia yang masih sangat dini, yang diperlukan anak hanyalah interaksi yang intens dengan orang-orang terdekatnya, seperti ibu, bapak, kakak, dll
Mungkin dengan alasan keterbatasan waktu karena ibu bekerja maka memilih untuk menggunakan fasilitas day care sekaligus sebagai tempat sekolah bagi anak mereka. Ini tidak bisa disalahkan begitu saja. hal terpenting yang harus diperhatikan adalah, pilihlah day care yang “sayang anak” dan memperhatikan segala keperluan dan kebutuhan anak sesuai dengan usianya. Pastikan bahwa pengasuh bisa berinteraksi dengan baik selama anak kita berada di day care. Perhatikan juga fasilitas yang disediakan, apakah memenuhi kebutuhan motorik kasar dan motorik halus sesuai usia anak kita. Dan juga Anak pada usia dini kebutuhanya bermain dan mengenali lingkungan sekitarnya, setelah itu baru kemampuan kognitifnya dikembangkan.
Biodata  diri
Nama                    : HERY SULISTIONO
Email                     :hery_setyo@yahoo.co.id
Alamat                 :RT 01 RW 01 DESA SUREN KEC. MLARAK
 KAB. PONOROGO JAWA TIMUR
<embed src=http://www.4shared.com/embed/9kVx66aR/AGnes_MOnica_-_Temperature_Sin.html width=310 height=20 allowfullscreen=true allowscriptaccess=always></embed>
 

Senin, 25 Februari 2013

PRAHARA PENDIDIKAN DI INDONESIA
 

Guru Lempar Buku ke Murid Hingga Patah Tulang Hidung Berakhir Damai

Sabtu, 28/01/2012 12:09 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Jakarta – Kasus pelajar kelas IX SMP Ma’arif 2 Sirau, Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah, Indri Septiana (14) dilempar buku oleh gurunya, IG berakhir damai. Pihak keluarga Indri memilih penyelesaian secara kekeluargaan.
“Diselesaikan secara kekeluargaan,” kata ibu Indri, Sutihat saat dihubungi detikcom, Sabtu, (28/1/2012).
Keluarga Indri tidak mau memperlarut masalah dengan melanjutkan kasus ini ke jalur hukum. Bagi keluarga Indri, yang terpenting IG mau minta maaf dan menanggung biaya pengobatan hidung Indri.
“Yang penting biaya berobat ditanggung dia. Tidak perlu lah sampai jalur hukum. Secara kekeluargaan saja,” beber Sutihat.
Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu, (14/1) saat Indri dipanggil IG usai jam sekolah. Waktu itu pukul 11.30 WIB, Indri dipanggil ke ruangan IG. Sesampainya di ruangan langsung dilempar pakai buku yang tebal dan kena hidung.
Lantas, sore harinya, IG mengantarkan pulang Indri ke rumah orang tuanya di Sumpiuh. Saat diantarkan, muka Indri dalam keadaan lebam serta darah yang terus keluar dari hidungnya. Sutihat kemudian membawa ke RS Banyumas untuk diobati. Hingga akhirnya harus menjalani operasi tulang hidung.

Jembatan Cisanggiri Putus, Siswa Merayap Bak Cicak

sSabtu, 28/01/2012 11:08 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Siswa merayap (Mansyur/ detikcom)
Garut – Sejumlah siswa SMP Satu Atap 1 Cibalong terpaksa merayap di dinding tebing macam cicak untuk bisa sampai ke sekolah. Padahal sebelumnya sudah disediakan rakit bambu untuk penyeberangan pasca terputusnya jembatan gantung Cisanggiri, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Menurut salah seorang SMP, Rudi, hal itu dilakukan untuk menghindari agar sepatunya tidak basah saat naik rakit bambu, disamping pada saat hujan besar air meluap rakit tidak bisa dipergunakan.
“Ya, kalau air sungai meluap rakit nggak dipakai, terus kalau lewat tebing-tebing tadi sepatu nggak basah jadi belajarnya enak”, ujarnya, Sabtu (28/1/2012), kepada wartawan.
Rudi bersama teman-temannya berharap Pemerintah segera membangun jembatan gantung yang baru, agar para siswa bisa dengan leluasa meyebrangi sungai Cisanggiri yang memiliki lebar sekitar 100 meter dan kedalaman air normal mencapai 1,5 meter.
“Kalau terus merayap di tebing, saya juga takut jatuh kecebur ke sungai Pak, jadi jembatannya kapan dibangun “, ungkapnya.
Sementara itu salah seorang guru di SMP Satu Atap 1 Cibalong, Pepen Purnama mengakui bahwa siswa SMP yang merupakan warga Dusun Cadas Bodas yang berjumlah 25 orang, sejak 3 minggu terakhir sering bolos belajar. Terutama pada saat cuaca sedang hujan.
“Tapi kami memaklumi, mereka nggak masuk sekolah karena air sungai meluap. Daripada menjadi korban, lebih baik mereka nggak sekolah,” tandasnya.