Minggu, 18 Agustus 2013

.:: Lets Dance Together ::.

<embed src=http://www.4shared.com/embed/9kVx66aR/AGnes_MOnica_-_Temperature_Sin.html width=310 height=20 allowfullscreen=true allowscriptaccess=always></embed>



Penggalan lirik lagu diatas menjadi sebuah backsound menarik bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Betapa tidak, pada hari Senin hingga Rabu tertanggal 28 hingga 30 Januari 2013 Prodi PGSD menghelat pementasan tari di kediamannya. "Event ini akan dimasukkan dalam penilaian Ujian Akhir Semester bagi Semester 5 dan juga hanya ada di program studi kita (PGSD­-red)", kata Ibu Hartini selaku Dosen Seni Tari.

Event ini merupakan event yang dilestarikan dari tahun ke tahun dalam rangka Ujian Akhir Semester pada semester 5. Mulai dari kelas A hingga kelas H menampilkan karya terbaik kelas mereka. Ada yang menampilkan tarian dan ada pula yang menampilkan drama. Misalnya karya yang ditampilkan oleh kelas E semester 5 ini adalah karya seni tari. Tiap kelompok menampilkan karya terbaik mereka karena juga berpengaruh pada nilai UAS mereka. Ada tari Soyong, Dok-dok Lojor, Sri Panganti, Gegala, Pegon dan Terang bulan yang mereka tampilkan.

Salah satu tarian yang paling unik dan menarik adalah tarian Dok-dok Lojor yang mengusung budaya Jawa barat yang berasal dari upacara Seren tahun Kampung adat Ciptarasa Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa barat. Dengan kelucuan tokoh dan dandanan mereka yang menyerupai badut, berhasil menghibur penonton dan membuat penonton menjadi tertawa. Tarian ini ditampilkan oleh Eko Prasetyo Nugroho, Hanif Prasetyo, Arkhomi Nanda, Rifai Sudibyo, Cahyo Eko, Hery Sulistiono dan Purwasikta. Ketujuh mahasiswa ini begitu luwes menunjukkan performanya. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan ini.

PGSD adalah program studi yang mencetak guru SD yang professional dan dituntut kreatif yang memiliki berbagai keterampilan salah satunya adalah keterampilan dalam bidang seni. Oleh karena itu, prodi ini mewajibkan mahasiswanya menampilkan karya terbaik mereka dalam mengekspresikan seni. Selain itu juga dapat memunculkan rasa percaya diri pada benak masing-masing mahasiswa karena dari mereka pun banyak yang tidak memiliki basik menari atau bahkan malah memiliki basik menari yang profesional. Sehingga bagi yang tidak memiliki basik menari merupakan apresiasi tersendiri yang sungguh luar biasa karena mereka telah berhasil menampilkan karya terbaik mereka dengan usaha yang optimal.

Event yang dipimpin oleh Ibu Hartini yang juga merupakan dosen Seni Tari ini adalah event yang sangat positif bagi mahasiswa PGSD karena dengan begini mereka mendapatkan pengalaman baru dalam bidang seni dan menambah pengetahuan mereka khususnya dalam bidang seni tari.

"Tidak ada kata terlambat untuk usaha dan pengalaman adalah guru yang terbaik". Itulah pesan yang dapat diambil dari event ini, semoga Program Studi PGSD ini menjadi lebih berkembang dan juga merupakan pembelajaran yang berharga bagi Program Studi yang lain tanpa mengesampingkan bahwa tiap program studi memiliki kekhasan masing-masing.
(Meniss17 – Edukasi Edisi #7 – Maret 2013 )